Senin, 07 Februari 2011

Surabaya: makan, Makan, MAKAN !!

Surabaya dan makanan. Surabaya berlimpah makanan dan makanan di Surabaya sangat beragam. Mulai dari Gado-Gado, Rujak Cingur, sampai Nasi Goreng. Surabaya dan makanan, sederhana saja, tidak bisa  dipisahkan.


Gado-Gado 

Gado-gado adalah saladnya Indonesia!  Sayuran disertai timun dan telur diberi bumbu kacang dan kerupuk di atasnya. Gado-gado Surabaya memiliki rasa yang khas

Salah satu yang paling top adalah gado-gado Ny. Soegiarto. Orang suka gado-gado Dupa racikan Ny. Soegiarto karena saus kacangnya benar-benar legit saat dikulum. Makanya tak heran jika pelanggannya sangat banyak. Warungnya ada di  Jl. Dukuh Pakis I/5, Surabaya, Jawa Timur. Disamping gado-gado yang terkenal, ia juga menjual nasi krengseng, bandeng tulang lunak (presto), dan sate telur puyuh.


Dari stasiun ke gado-gado dukuh pakis. Transportasi paling mudah tentunya adalah taxi. karena angkot di Surabaya tidak seaman dan senyaman di Bandung
View Larger Map





Nasi Goreng Jancok

Nama yang digunakan pada nasi goreng ini sangat unik. Jancok atau Jancuk adalah kata umpatan atau kata akrab yang lazim digunakan anak Surabaya. Nasi goreng ini belakangan menjadi menu yang hype dan harus dicicipi oleh pendatang di Surabaya. 

Satu porsi nasi goreng yang berukuran cukup besar ini diberi 25 cabai rawit dan 4 cabai besar!! tidak heran orang yang makan akan mengumpat. Hanya ada di Surabaya Plaza Hotel. Sejarah penamaan menu in karena dari banyaknya orang yang mengumpat setelah mencicipi menu ini. Satu porsi bisa untuk 4-5 orang.


Surabaya plaza hotel sangat dekat dari stasiun Gubeng! Menuju arah Jalan Gubeng Raya, menyeberangi Jembatan Pemuda, melewati monumen kapal selam. Tepat di belakang Surabaya Plaza!

View Larger Map



Rujak Cingur

Rujak terdengar sangat biasa. Tetapi, Surabaya selalu suka untuk memberi rasa lebih di setiap makanannya.

Terbuat dari aneka buah-buahan seperti kedondong, mangga muda dan belimbing. Ditambahkan sayuran, tahu dan tempe goreng. Plus cingur dan kerupuk. Saat pertama kali melihat adlah makanan itu diberi bumbu yang terlihat seperti lumpur. Kotor, jorok dan bercampur aduk. Warna hitam ini karena petis udang dilibatkan dalam pembuatan bumbunya. Dan "kejutan" sebenarnya adalah cingur. Daging kenyal empuk yang sangat enak di mulut. Asal tahu saja, cingur adlah moncong sapi!! Dan biasanya moncong utuh di-display di etalase saat kita menunggu pesanan


Favorit saya adalah rujak cingur taman apsari. Tanya orang sekitar pasti tau! Seperti terlihat pada peta di bawah, dari Surabaya Plaza cukup lurus ikuti jalan belok kiri di persimpangan Pemuda dan Gubernur Suryo lalu masuk ke jalan Embong Trenguli. Rujak cingur taman apsari terdapat di warung kecil.

                    
View Larger Map





Bonek

Surabaya tidak bisa dilepaskan dari kata "bonek". Bonek adalah singkatan dari Bondho Nekat (Modal Nekat) biasanya ditujukan untuk suporter klub sepakbola Persebaya Surabaya. Istilah bonek pertama kali dimunculkan oleh Harian Pagi Jawa Pos tahun 1989 untuk menggambarkan fenomena suporter Persebaya yang berbondong-bondong ke Jakarta dalam jumlah besar. Secara tradisional, Bonek adalah suporter pertama di Indonesia yang mentradisikan away supporters (pendukung sepak bola yang mengiringi tim pujannya bertandang ke kota lain) seperti di Eropa yang juga disebut hooligans di Inggris.


Bonek di Gelora 10 November, Surabaya

Dalam perkembangannya, ternyata away supporters juga diiringi aksi perkelahian dengan suporter tim lawan. Tidak ada yang tahu asal-usul, Bonek menjadi radikal dan anarkis.

Bonek ricuh setelah pertandingan kontra Arema beberapa tahun lalu


Secara tradisional, Bonek memiliki lawan-lawan, sebagaimana layaknya suporter di luar negeri. Saat era perserikatan, lawan tradisional Bonek adalah suporter PSIS Semarang dan Bobotoh Bandung. Di era Liga Indonesia, lawan tradisional itu adalah Aremania Malang, The Jak suporter Persija, dan Macz Man fans PSM Makassar. Di era Ligina, Bonek justru bisa berdamai dengan Bobotoh Persib Bandung dan Suporter PSIS Semarang.




Minggu, 06 Februari 2011

"Grammar" Surabaya

Surabaya memiliki bahasa dialek khasnya sendiri yang dikenal dengan bahasa Suroboyoan. Ini adalah video yang dibuat oleh mahasiswa salah satu Mahasiswa di Surabaya yang mengenalkan bahasa Suroboyoan.


Bahasa tersebut adalah bahasa yang lazim digunakan anak muda Surabaya. Terkesan kasar memang, namun digunakan untuk berbicara dengan teman dekat untuk menunjukkan keakraban dan tidak pernah digunakan dalam acara formal dan berbicara kepada yang lebih tua.

Surabaya: Serba-Serbi dan Kata-Kata Tentang Kota

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~SURABAYA~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Surabaya adalah Ibu Kota provinsi Jawa Timur. Dibatasi Selat Madura di utara dan timur, Gresik di barat dan Sidoarjo di selatan menjadikan Surabaya sebagai salah satu kota yang strategis untuk pusat pemerintahan dan pusat ekonomi provinsi Jawa Timur. 



Nama Surabaya diambil dari ikan Sura dan Buaya yang kemudian menjadi ikon kota ini. 

Sejarah Surabaya dimulai dari pertempuran hebat di kawasan Ujung Galuh (nama kota Surabaya di masa lalu) yang mempertemukan pasukan yang dipimpin Raden Wijaya dengan pasukan tentara Tar-Tar pada tanggal 31 Mei 1293. Tanggal itulah yang hingga kini dijadikan tanggal kelahiran kota Surabaya.